Kopi, Kakao dan Rumput Laut Luwu di Proyeksi kan Menjadi Komoditas Ekspor Unggulan Sulawesi Selatan

Tinta Merah. Com Luwu

Arsal menyebutkan, Luwu memiliki berbagai komoditas pertanian dan perkebunan yang telah menjadi andalan ekspor, antara lain, Padi dengan produksi kisaran 443.417 ton per tahun.

Komoditi lainnya yakni Jagung 28.076 ton per tahun, Kakao 13.139 ton per tahun, Kopi Arabika Latimojong 1.362 ton per tahun, Cengkeh 9.525 ton per tahun bahkan Luwu juga menghasilkan Lada dengan produksi 410 ton per tahun.

“Khusus Kopi Arabika Latimojong, Luwu sedang mengupayakan sertifikasi Indikasi Geografis (IG) karena karakteristiknya unik, buah besar, biji lebih berat, serta cita rasa tinggi yang diminati pasar Eropa dan Amerika,” ujar Arsal dihadapan undangan.

Sementara Kakao Luwu dikenal memiliki cita rasa khas, rendah asam, dan aroma kuat, dengan pasar potensial di Asia, Eropa, dan sebagian Amerika. Pemerintah daerah juga tengah mendorong tumbuhnya industri pengolahan kakao untuk meningkatkan nilai tambah ekspor.

“Kami ingin produk-produk unggulan Luwu tidak hanya dikirim mentah, tetapi diolah dan memiliki nilai tambah tinggi. Ini bagian dari visi Bupati dan Wakil Bupati Luwu untuk memperkuat ekonomi daerah yang berorientasi ekspor,” tambah Arsal.

Luwu juga dikenal sebagai daerah penghasil rumput laut terbesar di wilayah Luwu Raya dengan produksi Gracilaria 320.000 ton dan Eucheuma Cattoni 300.000 ton per tahun.

Rumput laut asal Luwu memiliki tekstur kenyal, padat serat, dan minim aroma, sehingga diminati pasar Asia, sebagian Eropa, dan Amerika.

Selain itu, produksi perikanan budidaya mencapai 652.012 ton per tahun, sedangkan perikanan tangkap sekitar 19.000 ton per tahun. Potensi ini didukung garis pantai yang landai dan kawasan pesisir yang luas.

“Produktivitas sektor perikanan dan rumput laut di Luwu terus meningkat dari tahun ke tahun, ini bukti nyata komitmen daerah terhadap pembangunan ekonomi biru,” kata Arsal.

Kepala Bappelitbangda juga memaparkan jika Luwu memiliki infrastruktur strategis yang menopang aktivitas perdagangan dan ekspor.

Selain Pelabuhan Taddette di Belopa yang berstatus pelabuhan pengumpan lokal, pemerintah juga menyiapkan pengembangan kawasan industri dan logistik untuk mendukung arus barang menuju Makassar New Port.

Dengan dukungan jalur darat trans-Sulawesi dan fasilitas udara melalui Bandara I Lagaligo Bua, Luwu siap memperkuat rantai pasok ekspor regional.

Kegiatan Sulsel Export Day 2025 ini juga menjadi wadah penting untuk memperkuat sinergi antar-daerah.

Sekretaris Daerah Sulsel, Jufri Rahman, dalam surat undangannya menyebut bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kerja sama antarpemerintah daerah, pelaku usaha, dan Pelindo dalam mendorong ekspor berdaya saing global.

“Kami siap bersinergi dan berkolaborasi. Kabupaten Luwu ingin menjadi bagian dari gerakan Sulawesi Selatan Go Global,” tegas Arsal dalam akhir paparannya.

Kegiatan Sulsel Export Day 2025 di Makassar New Port menjadi momentum penting bagi Kabupaten Luwu memperkenalkan kekuatan ekonominya.

Dengan potensi pertanian, perikanan, dan pertambangan yang besar serta dukungan infrastruktur logistik yang memadai, Luwu siap tampil sebagai salah satu pusat ekspor unggulan Sulawesi Selatan menuju pasar global.

Data Singkat Kabupaten Luwu
-Luas wilayah: 3.000,25 km²
-Jumlah penduduk: 385.361 jiwa
-Kecamatan: 22
-Desa/Kelurahan: 227
-Pertumbuhan ekonomi (2025): 5,95%
-PDRB per kapita (2024): Rp59,5 juta
-Kontribusi sektor pertanian-perikanan: 55,05%{TML}

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *